Kamis, 22 Oktober 2009

angob @ royal .. TRAKTIRAAN ..!!!

Diposting oleh sovie dina al-kafi di 06.01 1 komentar

HAPPY BIRTHDAY NUii ..!! we Love u ..

yeee .. TRAKTIRAN TRAKTIRAN ..

hmm ..

Awalnya adalah rencana dari seorang anak Angob, Nui, yg pengin ultahnya dirayakan dg mentraktir kawan" sekelasnya. Berhubung bulan Juli (bulan terakhir bersekolah di SMP DJ, sekaligus bulan dimana banyak anak Angob berulang tahun), Nui memberi rencana tambahan: gimana kalok anak" yg ultah bulan Juli mengumpulkan duit buat mentraktir kawan"nya nonton. Nah! Jelas anak" bulan Juli nggak setuju. Kalok diitung" secara matematis 15.000 x 39 hasilnya cukup mencengangkan bagi anak" pelajar seperti kami: 585.000. Wah, pantes aja mereka protes. Itu kan jumlah yg nggak sedkit. Setelah mengeluarkan kalimat" protes panjang dg alasan yg ckup kuat, akhirnya rencana traktiran nonton itu DIBATALKAN, dg kesepakatan anak" bulan Juli ikut nyumbang buat traktiran makan. Oke, no problem, semua setuju.


July, 2nd 2009, Thursday
Seharusnya, menurut jadwal, kami diwajibkan berkumpul di sekolah tercinta pukul 10.00 WIB. Tapi, karena alasan menjaga tradisi dan budaya Bangsa
Indonesia--yaitu kebiasaan molorin jadwal--kami baru terkumpul pukul 10.45. Setelah dirasa terkumpul sempurna (nggak sempurna" amat sih, cuman dua puluh delapan-an orang, ditambah 3/4 orang dr keas lain yg ikutan), berangkatlah kita. Sedikit tergesa, karena diburu waktu. Biasalah, Royal Plasa (tempat tujuan kita), dipenuhi orang" norak. Biasanya begitu pintu masuk bioskop 21 dibuka, orang" lgsg grudukan masuk. Serempet"an, seruduk"an, impit"an, tak bisa dihindari, demi mendapatkan tempat terdepan di barisan antre.
Beneran terjadi, begitu sampai di depan bioskop, pintu baru saja terbuka, dan orang" yg awalnya mengantre di depan pintu lgsg berlarian menuju ticket counter. Nggak mau ketinggalan, beberapa perwakilan dr Angob langsung mencelat pergi, ikutan berebut. Memalukan memang, tp kalok nggak begitu mana bisa kita dapet seat yg pewe di bioskop ntar.
Bila, si kurus tp gesit, melancarkan aksi maratonnya yg mengagumkan.
Novi mengikuti di belakangnya. Beberapa saat kemudian, sedikit terengah, Novi kembali untuk menarik duit sebesar 15.000 pada masing" anak.
Setelah mendapat tiket (tiga puluh tiket! padahal yg ikut hanya tiga puluh satu orang), kita memutuskan untuk menuju musholla Royal. Setelah semuanya sholat, kembali kita berkumpul di salah satu lorong yg mengarah ke gedung bioskop. Lama juga kita menganggur di lorong itu, soalnya, film pilihan kita (Transformer II) baru diputer jam setengah satu. Nggak disangka, perbuatan kita menarik perhatian satpam, yg kemudian mendatangi kami.

Hebatnya, sang satpam menghampiri kita bukan untuk mengobrol atau sekedar menyapa. Tapi untu mengusir kita. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata 'mengusir' tentu aja berkonotasi negatif (gyahaha, guaya! konotasi itu artinya apa se?). Malu? Ah, enggaaaaakk... Berhubung kami pelajar yg sedikit tidak tahu makna malu, dg sedikit nggerundel, kita pergi dari lorong itu.
Rapat singkat, kami memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu menunggu studio dibuka di Food Court. Beralihlah kita serombongan ke tempat yg luas tsb.
Di
sana, beberapa cewek Angob sibuk menggeret" meja" dan kursi" menjadi satu. Berisik? Jelas lah. Berpasang" mata melirik keributan ini dg bermacam" prasangka. Sial dua kali lipat, satpam Food Court menyamperi kita. Sekali lagi, bukan untuk mengobrol akrab dg kita atau menyapa ramah.

Tapi menegur kita. Beberapa cewek lgsg berpencar sejauh"nya, biar nggak ikutan kena marah. Dg berani dan jiwa ksatria, Nezha menghadapi satpam itu dan menjelaskan maksut kita menggeret" meja tadi. Untung orangnya nggak marah. Kayaknya dia memaklumi jiwa anak ABG kita. *tsssaah* Dg malas, akhirnya kita kembali menyereti meja" yg tadi sudah menggabung jadi satu (anak" cowok nggak ada yg ikutan ngebantu, mereka malah duduk" rada jauh dr anak" cewek)

Setelah keributan berhasil diatasi, kita makan.
Lima menit sebelum pukul setengah satu, kami berlarian tergopoh" menuju Bioskop 21. Untungnya filmnya belum dimulai. Setelah sempat ribut berebutan seat dan menghibur salah satu Angob yg entah mengapa mendadak mengucurkan air matanya, akhirnya kami duduk anteng dan menikmati film Transformer II.

Film habis, beberapa dr kita tampak masih terpesona dg film tersebut (tp banyak juga yg masih tampak nggak mudeng). Banyak pendapat diutarakan, mengomentari film tersebut.
Ada yg bilang oke, ada yg bilang biasa aja, ada yg bilang: film opo seh iku? gak ngerti aku maksute.
Biarpun begitu kami menikmati hari itu. Apapun acaranya, kalo bareng temen" terbaik pasti acara itu bakalan jadi salah satu unforgotten memory buat kita.



*LoVe u angob ..*

angob .. dj's JHS ..

Diposting oleh sovie dina al-kafi di 05.58 0 komentar

Mencoba Memiliki Kehilangan


(angob ..maaf baruu q tuliss .. hehe)


Memiliki Kehilangan--Letto


Tanganku melepasnya walau sudah tak ada
Hatimu tetap merasa masih memilikinya
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

**

'Memiliki'. Kata yg indah.
Dan kami, Angob, begitu beruntung sempat menikmati kata yg indah itu. Memiliki persahabatan jauh lebih indah ketimbang memiliki beragam barang yg kita inginkan. Jauh lebih indah daripada berhasil memiliki cowok/cewek yg kita taksir sejak lama.

Persahabatan, bukanlah prkara mudah. Memahami sahabat adalah hal yg paling sulit dalam mempertahankan persahabatan. Coba pikir, sering nggak sih ngomongin sobat" kita di belakang mereka? Padahal di depannya, kita terlihat begitu baik.

Tetapi, begitu 'memiliki' y kita raih benar" telah sempurna, semuanya terlihat perfek. Keburukan sahabat" kita tak terlihat lagi di mata kita. Itulah makna kata 'memiliki persahabatan' yg sesungguhnya.

Memiliki. Bukan berarti untuk selamanya. Semua takkan abadi, meskipun kita terus berusaha menjaga agar lilin kesetiaan tidak mati. Memiliki kehilangan, tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada satu bagian di hati yg terpaksa kudu menanggung semua. Kekecewaan, kesedihan, ketidakrelaan. Fantasi hidup yg memuakkan. Tapi hidup penuh dg pembelajaran. Berani memiliki, harus berani kehilangan juga.

Memiliki kehilangan, artinya tetaplah merasakan rasanya 'memiliki' meski mereka telah pergi. Karena bagaimanapun, mereka nggak pernah pergi dr hati kita..

Powered By Blogger
 

Sovie Dina :) Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos